3.26.2011

CERITA INI DI AMBIL DARI KISAH" SUFI

assalamualaikum kembali lagi di kisah" islam
BURUNG DAN TELUR

Zaman dahulu ada seekor burung yang tidak mempunyai tenaga untuk terbang. Seperti ayam, ia berjalan-jalan saja di tanah, meskipun ia tahu bahwa ada burung yang bisa terbang.
Karena berbagai keadaan, ada telur seekor burung yang bisa
dierami oleh burung yang tak bisa terbang itu.

Setelah sampai waktunya, telur itu pun menetas.

Burung kecil itu masih memiliki kemampuan untuk terbang yang
diwarisi dari ibunya, yang tersimpan dalam dirinya sejak ia
masih berada dalam telur.

Ia pun berkata kepada orang tua angkatnya, "Kapan aku akan
terbang?" Dan burung yang hanya bisa berjalan di tanah itu
menjawab, "Cobalah terus menerus belajar terbang, seperti
yang lain."

Yang tua itupun tidak tahu bagaimana mengajarkan cara
terbang kepada anak angkatnya: ia bahkan tidak tahu
bagaimana menjatuhkannya dari sarang agar bisa belajar
terbang.

Dan aneh bahwa burung kecil itu tidak mengetahui hal
tersebut. Pemahamannya terhadap keadaan terkacau oleh
kenyataan bahwa ia merasa berterima kasih kepada burung yang
telah mengeraminya.

"Tanpa jasa itu," katanya kepada diri sendiri, "tentu aku
masih berada dalam telur."

Dan ia juga kadang-kadang berkata kepada dirinya sendiri,
"Siapa pun bisa mengeramiku, tentu bisa juga mengajarku
terbang. Tentunya hanya soal waktu saja, atau karena usahaku
yang tanpa bantuan, atau karena suatu kebijaksanaan agung:
ya, ini jawabnya. Tiba-tiba suatu hari aku akan terbawa ke
tahap berikutnya oleh-nya yang telah membawaku sejauh ini."

Catatan

Kisah ini terdapat dalam berbagai bentuk dalam versi-versi
yang berbeda dari karya Suhrawardi, Awarif al-Maarõf, dan
mengandung pelbagai pesan. Konon, kisah ini bisa ditafsirkan
secara intuitif sesuai dengan tahap kesadaran yang telah
dicapai oleh orang yang belajar ilmu Sufi. Yang jelas saja
kisah ini mengandung nasehat-nasehat, beberapa diantaranya
menekankan dasar dasar utama peradaban modern, antara lain:

"Konyollah apabila kita beranggapan bahwa suatu hal
mengikuti sesuatu yang lain; anggapan itu juga menghalangi
kemajuan selanjutnya," dan "Bahwa sesuatu bisa melakukan
fungsi tertentu tidaklah berarti bahwa juga ia bisa
melakukan lungsi yang lain."

terima kasih telah membaca kisah ini wassalamualaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar